Muhammad Izzul Muslimin, Menurut Alquran ada 2 kematian: kematian jiwa dan kematian komunitas (umat).
Kematian jiwa Allah sudah tentukan periodenya. Standar Nabi Muhammad meniggal usia 63 tahun. Usia satu abad sudah luar biasa. Dalam bentuk fisik usia 70 saja sudah cukup berat. KH Ahmad Dhahlan wakat usia 54 tahun.
Manusia wafatnya ada batas waktu tertentu. Meskipun kematian tak bisa diprediksi. Ada yang meninggal ketika bayi atau pada usia lainnya. Semuanya Allah yang tentukan. Untuk itu mari terus kita perbanyak amal.
Umat itu bisa satu marga, satu provinsi, satu kabupaten, negara atau peradaban. Umat tak ada batas usia. Tidak ditentukan waktu.
Paling lama usia kerajaan Inggris, lebih 100 tahun. Turki Usmani 700 tahun. Ada juga negara yang berusia hanya 30 tahun, Yugoslagia.
Apa penyebab kematian. Banyak penyebab kematian manusia. Yang pasti nyawanya dicabut Malaikat.
Kematian umat akibat konflik, berebut kekuasaan, atau ketidakmampuan beradaptasi. Kematian perusahaan (bentuk umat juga) misalnya terjadi akibat ketidakmampuan beradaptasi. Lihat kematian telegram, peger, BBM, Motorola, Nokiya, akibat tidak mampu beradaptasi.
Justru yang tak mampu beradapsi komunitas yang besar dan mapan. Perusahaan taxi misalnya di Jakarta. Dikalahkan taxsi online.
Kematian komunitas bisa terjadi akibat tak mampu melakukan regenerasi. Sering terjadi pada perusahaan keluarga. Jika tak dipersiapkan pada generasi ketiga apabila tidak disiapkan orangnya.
Terjadi ketidakmampuan mengelola menjadi kunci kematian komunitas.
Muhammadiyah juga komunitas. Kita ingin Muhammadiyah tetap ada hingga kiamat. Tapi Allah mengatakan semua umat atau komunitas ada ajalnya.
Untuk itu, kita harus mampu mengelola konflik. Ini harus menjadi kesadaran bersama. SI misalnya tak sebesar dulu akibat konflik. Konflik bukan untuk berpecah belah.
Duluan ada sekolah baru didirikan Muhammadiyah untuk menjamin keberlanjutan sekolah. Dulu Belanda membatasi sekolah. Ada levelnya yang bisa sekolah. Lalu Muhammadiyah menginisiasi sekolah sekolah. Sekarang banyak sekolah negeri kekurangan. Perubahan ini harus dicermati Muhammadiyah. Harus beradaptasi.
Berikutnya Muhammadiyah harus melakukan kaderisasi. Perlu komposisi yang ideal antara yang tua dengan yang muda. Perlu kesadaran bersama regenerasi itu penting.
Kita harus pilih yang punya kemampuan mengelola organisasi. Kita tidak pilih yang muncul tiba2.
#smh
- Publisher : Suhendra