Samalanga, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Aceh melakukan kunjungan silaturrahim ke tempat atau Kompleks Dayah MUDI MESRA, Samalanga, Kabupaten Bireuen-Aceh, pada 10 Ramadhan 1444 H/1 April 2023 M.

Ketua PWM Aceh A. Malik Musa, SH, M Hum diidampingi oleh Ikhwanul Fitri, SAg, Mkes. dan rombongan, berkunjung menanyakan kesehatan Abu Tgk H. Hasanul (Abu MUDI MESRA) beberapa waktu lalu sakit dan mendapatkan perawatan medis di Negara Malaysia.

Abu MUDI menceritakan riwayat penyakitnya dan proses pengobatan yang dilakukan, sehingga saat ini telah diberikan Allah kesembuhan, meskipun masih dalam proses perawatan pemulihan dari sakit secara total. Demikian juga Abu sambil terus bercerita tentang kondisinya, namun disampaikan juga kondisi aktivitas ummat yang mesti terus belajar agama Islam, tidak hanya berkaitan dengan murid-muridnya sekitar 6000 orang santri laki-laki dan perempuan.

Secara ringkas menyatakan antara Muhammadiyah dan kelompok agama Islam lainnya, termasuk Abu MUDI secara prinsipil dan Aqidah sama, hanya saja dalam hal praktik ibadah yang berbeda. Sehingga perbedaan ini perlu disikapi secara bijaksana dan menghargai dengan tetap bertoleransi.

Kewajiban bersama memberikan permakluman ataupun pemahaman terhadap perbedaan dengan cara yang bijaksana, sehingga upaya menyampaikan dakwah dan risalah Islam saat ini dilakukan tetap menghargai perbedaan dan menghormati antara satu dengan lainnya. Ini disampaikan oleh Abu MUDI yang dikenal akrab dengan berbagai pihak ataupun ulama manapun. Bahkan sering menyampaikan perubahan cara dakwah yang dapat diterima oleh seluruh ummat Islam, juga menyinggung tentang perubahan kehidupan modern, dengan teknologi yang ada saat ini mesti dimanfaatkan semaksimal mungkin sebagai media dakwah serta penyampaian prinsip kehidupan dalam Islam, maupun praktik ibadah.

Sehingga ummat Islam terpecah belah dan tidak tertinggal, termasuk perubahan teknologi informasi serta pemanfaatan peralatan canggih yang tidak dipahami sepuluh ataupun dua puluh tahun yang lalu sebagai instrument/alat yang dapat digunakan untuk media dakwah, bahkan telah pernah berlaku pada masa Rasulullah Muhammad SAW dan para sahabat dalam berdakwah Islam. Sehingga kewajiban saat ini menyampaikan risalah Islam yang benar kepada murid dan ummat Islam, tidak hanya di Dayah-Dayah yang berada dibawah naungan Abu MUDI, tetapi juga kepada masyarakat umumnya di gampong/desa, baik di Masjid, Meunasah, Mushalla, juga memanfaatkan peralatan teknologi modern dan kamera canggih, sehingga pesan dakwahnya tersampaikan secara benar.

Karena itu, ummat Islam dapat diberikan pemahaman serta perbedaan yang mesti disikapi secara beroleransi, disamping secara bersama-sama dengan Muhammadiyah dan organisasi Islam lainnya dapat menegakkan serta memperjuangkan syariat Islam di Aceh. Ini mesti dilakukan dengan cara bahu-membahu bekerjasam untuk memnsyiarkan syari’at Islam di bumi Aceh dan ke seluruh penjuru Indonesia dan dunia.

Pada akhir pertemuan, A. Malik Musa menyampaikan salam dari Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. DR. Haedar Nashir dan jajaran Pimpinan Pusat lainnya yang menjadi pemimpin organisasi Islam besar telah merambah dunia internasional, dan terus mendoa’akan kesehatan Abu MUDI agar tetap menjadi penyuluh Islam di Aceh.

Malik Musa menyatakan sangat bergembira dapat bertemu Abu MUDI dan menyambut baik keinginan bersama, juga selanjutnya dapat untuk tetap mengembangkan Risalah Islam Berkemanjuan bersama-sama di Aceh, dengan menyampaikan prinsip-prinsip Islam yang benar dan menjunjung tinggi aqidah dan Syari’at Islam, yang menyejukkan serta bertoleransi ditengah kehidupan masyarakat Aceh yang semakin dinamis, modern serta semakin berkembang saat ini (Taufiq).

  • Publisher : Suhendra

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *