Marrakesh, Maroko — Peran strategis Majelis Pembinaan Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Aceh dalam menjawab tantangan zaman ditunjukkan dalam skala global. Salah satu kadernya, Dr. Faisal Binsar, tampil sebagai salah satu pemateri dari Indonesia dalam 4th International Conference on Social Science, Engineering, Education and Technology (ICSET) yang digelar di Marrakesh, Maroko, pada 29–30 Mei 2025.

Dalam konferensi internasional yang dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai negara ini, Faisal membawakan materi bertajuk “Strategic Innovation and Educational Transformation in Digital Healthcare”.

Presentasinya mengupas tuntas urgensi inovasi dan digitalisasi dalam pendidikan tenaga kesehatan, serta bagaimana MPKU dapat berperan aktif dalam transformasi tersebut.

MPKU dan Peran Kunci dalam Pengembangan Kesehatan Umat
Sebagai Ketua Bidang Teknologi Informasi Kesehatan MPKU PWM Aceh periode 2022–2027, Faisal menegaskan pentingnya MPKU hadir sebagai motor penggerak inovasi dalam sistem pendidikan dan layanan kesehatan.

Dengan ratusan rumah sakit, klinik, dan institusi pendidikan kesehatan di seluruh Indonesia, peran MPKU menjadi sangat vital dalam mengarahkan proses transformasi digital yang berbasis nilai-nilai keislaman dan kemanusiaan.

Faisal mengatakan bahwa dalam dunia yang semakin terdigitalisasi, tenaga kesehatan harus dibekali tidak hanya dengan ilmu klinis dan keperawatan, tapi juga literasi teknologi dan keterampilan digital.

Teknologi Digital: Pilar Baru Pendidikan Kesehatan

Dalam forum ICSET, Faisal memaparkan bahwa teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), virtual reality (VR), augmented reality (AR), dan pendekatan gamifikasi menjadi bagian integral dari masa depan pendidikan kesehatan. Teknologi ini memungkinkan mahasiswa belajar secara lebih interaktif, realistis, dan efisien.

“Di sejumlah negara, dokter telah memanfaatkan AI dalam proses diagnosis dan pengambilan keputusan klinis. Pasien pun kini bisa lebih terlibat aktif dalam proses perawatan melalui teknologi digital seperti aplikasi kesehatan dan platform konsultasi daring,” jelasnya.

Menurut Faisal, MPKU perlu mendorong penyusunan ulang kurikulum pendidikan kesehatan di lembaga-lembaga pendidikan kesehatan agar lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi tersebut. Hal ini penting agar lulusan institusi pendidikan kesehatan mampu bersaing dan relevan di tengah perubahan sistem layanan kesehatan global.

Pendidikan Tenaga Kesehatan: Bukan Sekadar Perawatan

Lebih dari sekadar mempersiapkan perawat atau dokter yang kompeten, Faisal mengingatkan bahwa pendidikan kesehatan juga harus membentuk tenaga profesional yang menguasai teknologi informasi kesehatan. Ini mencakup kemampuan dalam pengelolaan rekam medis elektronik, penggunaan sistem informasi rumah sakit, hingga kemampuan analisis data kesehatan berbasis digital.

“Tenaga kesehatan masa kini harus mampu membaca data dan berkolaborasi dengan sistem digital. MPKU harus menjadi pionir dalam menyusun panduan dan pelatihan untuk hal-hal ini,” ungkapnya.

Lebih jauh, ia mengusulkan agar MPKU di tingkat wilayah maupun pusat mulai menyusun kebijakan strategis nasional dalam digitalisasi pendidikan dan layanan kesehatan, sebagai upaya menjawab revolusi industri 4.0 dan transformasi sistem kesehatan nasional.

Gamifikasi dan Simulasi: Solusi Pendidikan di Era Baru

Salah satu pendekatan menarik yang disampaikan oleh Faisal adalah gamifikasi dalam pembelajaran medis. Dengan menyusun materi ajar seperti permainan edukatif, mahasiswa akan lebih tertarik dan aktif dalam mengikuti pembelajaran, sekaligus meningkatkan pemahaman terhadap materi kompleks seperti anatomi, patologi, atau farmakologi.

Selain itu, penggunaan VR dan AR juga dianggap sebagai solusi efektif untuk pelatihan simulasi tindakan medis tanpa risiko terhadap pasien. Mahasiswa bisa berlatih prosedur seperti injeksi, bedah minor, atau penanganan trauma dalam lingkungan simulasi virtual yang aman.

“Teknologi ini belum banyak digunakan di Indonesia, termasuk di lembaga pendidikan kesehatan. Ini menjadi peluang bagi MPKU untuk mengambil inisiatif sebagai pelopor dalam adopsi teknologi tersebut,” tegas Faisal.

Dakwah Ilmu Pengetahuan di Kancah Internasional

Keterlibatan kader MPKU PWM Aceh dalam konferensi internasional seperti ICSET bukan hanya pencapaian pribadi, tapi juga menjadi refleksi kiprah dakwah Muhammadiyah di bidang kesehatan dan ilmu pengetahuan. Dalam era globalisasi, kader Muhammadiyah perlu tampil aktif di ruang-ruang internasional untuk membawa gagasan Islam berkemajuan yang relevan dengan tantangan zaman.

Faisal menyebut bahwa forum seperti ICSET menjadi ruang strategis untuk memperkenalkan inisiatif-inisiatif Muhammadiyah dalam pengembangan pendidikan dan pelayanan kesehatan.

“Muhammadiyah punya modal besar: jejaring rumah sakit, sekolah kesehatan, dan SDM unggul. Tinggal bagaimana kita mendorong mereka untuk bertransformasi digital,” katanya.

Menuju MPKU yang Berdaya Saing Global
PWM Aceh melalui MPKU terus mendukung peningkatan kapasitas kader di bidang kesehatan, teknologi, dan kepemimpinan.

Kontribusi aktif dalam forum ilmiah internasional ini menjadi bagian dari upaya membangun MPKU yang tangguh, inovatif, dan memiliki daya saing global, sekaligus menjadikan nilai-nilai Islam sebagai fondasi pengembangan sistem kesehatan yang modern dan humanis.

Dengan semangat tajdid dan pembaruan yang menjadi ciri khas Muhammadiyah, MPKU diharapkan menjadi garda depan dalam membentuk generasi tenaga kesehatan yang profesional, adaptif terhadap teknologi, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan universal. (*)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *